Yohanes 16: 33
Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 30; Filipi 2; Ayub 40-41
Istri saya berangan-angan
ingin menanam pepaya. Dan suatu kali, dia akhirnya mendapatkan satu tunas
pepaya dan menanamnya di halaman belakang. Berharap suatu saat hari nanti akan menghasilkan buah.
Sebelum impian itu terwujud,
pohon pepaya yang masih sangat kecil itu patah akibat gesekan selang air saat
hendak menyiram tanaman. Hanya tersisa batang pohon pepaya saja. Lalu kami
membiarkan batang tersebut dan berharap akan tumbuh tunas baru. Kami terus berharap!
Dalam hidup ini, kita tak
hanya mendapati bagaimana sebuah selang air bisa mematahkan pohon pepaya kami.
Tapi banyak juga peristiwa menyedihkan lainnya terjadi. Seperti kecelakaan
mobil yang membunuh atau melukai penumpang. Putus hubungan yang menghancurkan
hati seseorang. Penyakit kanker dan kelemahan menyerang seseorang dari dalam.
Kehilangan pekerjaan dan penyitaan rumah merenggut segala jerih lelah selama
setahun. Narkoba dan alkohol, penolakan, penyalahgunaan, kehancuran keluarga dan generasi. Banyak daftar peristiwa menyedihkan lainnya yang terjadi.
Sama seperti pohon pepaya
kecil kami, yang hampir tak terlihat, begitu pula Anda dan saya di mata dunia.
Hidup kita hancur dan dunia tetap tak peduli. Tapi firman Tuhan meneguhkan kita
bahwa Allah pencipta akan tetap menjagai kita dan peduli dengan segala
kehancuran yang kita alami. “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
Saat kita berada bersama
Tuhan, kehadiran dan janji-Nya menjadi nyata atas kita. Dan kita akan
memperoleh harap sebagai jalan keluar. Seperti batang pepaya itu, akarnya masih
tertancap ke tanah. Tak peduli apa yang terjadi, akar itu masih hidup dan pohon tersebut mungkin masih bisa kembali tumbuh. Begitu pula dengan kita semua.
Rasul Paulus tahu betul
bahwa penderitaan itu mendatangkan kebaikan. Tapi dia juga tahu bahwa
penderitaan itu hanya bisa dilalui dengan kuasa Tuhan yang tak terbatas.
Sehingga dalam 1 Korintus 4: 7-9, Paulus memperingatkan supaya kita jangan memegahkan diri.
Kegagalan, penyakit,
bencana, duka cita bukanlah akhir dari segalanya. Kemenangan akhir Yesus atas
kejahatandan penderitaanlah yang akan menjadi akhir dari segala kehidupan. Saat
kita berada di surga, kita tidak akan menitikkan air mata dan putus asa dengan
segala kondisi yang hancur. Karena kita sudah hidup di dalam terang untuk
selamanya.